Penggerek Buah Kakao (Conopomorpha
cramerella Snellen)
Memang sulit mengidentifikasi apakah tanaman coklat
terserang hama PBK atau tidak. Saat buahnya dibelah, isinya sudah tidak karuan
akibat gerekan larvanya dari dalam. Hal ini tentu saja merugikan petani. Apabila hamparan tanaman kakao yang dimiliki tiba-tiba
tidak bisa menghasilkan sedikitpun. Kalaupun ada, ternyata buahnya rusak dan
cacat akibat serangan hama. Mungkin itulah sedikit gambaran kegundahan yang
dialami para petani tanaman kakao (Theobroma cacao L.). Komoditas kakao
termasuk salah satu komoditas penting karena disamping dibutuhkan sebagai bahan
baku industri makanan, juga dibutuhkan oleh industri lain seperti farmasi serta
untuk komoditas ekspor. Sehingga tidaklah mengherankan bila para petani kakao
berusaha memaksimalkan produksinya dengan Memelihara tanaman sebaik-baiknya. Bagaimana
pun juga kendala dalam meningkatkan produktivitas tanaman kakao ternyata lebih
besar dibandingkan perkiraan para petani. Karena ternyata belakangan ini
produksi dan kualitas biji yang dihasilkan cenderung mangalami penurunan akibat
serangan hama Penggerek Buah Kakao (PBK).
Beberapa
daerah sentra tanaman kakao, biji yang dihasilkan rusak karena serangan PBK
dapat mencapai 80%. Artinya dari 1 kg hasil panen hanya 2 ons kakao yang bisa
diambil hasilnya. Bisa kita bayangkan bila produksi kita sekitar 100 ton, tentu
saja yang bisa kita dapatkan hanya 20 ton saja. Sebuah kerugian yang sangat
besar. Hasil survei Pusat Pengembangan Bersama Kakao yang dilakukan di Sulsel
menunjukkan bahwa sekitar 100.000 ha daerah sentra produksi kakao mengalami
serangan PBK yang serius. Keadaan demikian juga dialami di Sulawesi Tengah. Hal
ini menunjukkan bahwa serangan hama PBK benar-benar sangat merugikan dan perlu
segera diambil tindakan. Oleh karena itu perlu pengetahuan mengenai hama penggerek
buah kakao dan bagaimana cara pengendalian yang tepat.
Serangga
ini tergolong hama yang sulit dikendalikan. Dikarenakan memiliki siklus hidup
yang unik. Seperti halnya serangga lain, PBK ini juga berkembang biak dengan
cara bertelur. Hama ini biasanya meletakkan telurnya setelah matahari terbenam
pada alur kulit buah kakao. Setelah telur menetas dan menjadi larva. Larva
inilah yang menjadi biang kerusakan pada buah coklat karena dia akan segera
membuat lubang ke dalam buah setelah menetas . Perilaku ini dimaksudkan agar
terhindar dari pemangsa (predator). Larva yang masuk ke dalam buah akan tinggal
pada biji atau plasenta (saluran makanan).
Di
dalam buah, larva akan menggerek daging buah kakao tepat di bawah plasenta.
Bahkan bagian diantara biji serta plasentanya pun ikut digerek, sehingga bila
kita mengelopakkan kulit buah akan tampak lubang berwarna merah muda yang
berliku-liku di dalam buah. Jadi, dengan adanya serangan PBK pada buah ini
sedikit banyak akan menyebabkan biji gagal berkembang, biji dalam buah saling
melekat, bentuknya kecil dan ringan. Padahal biji inilah yang dipanen dan
menjadi produk utama dari tanaman kakao. Bila kualitas bijinya sebagai bahan
baku tidak baik, tentu saja akan mempengaruhi kualitas produk akhirnya.
Kebiasaan
hama PBK yang menyukai berada dalam buah tentu saja membuat pengendalian hama
menjadi lebih sulit karena disamping kita sulit mengindentifikasi adanya
kerusakan pada buah sejak dini, juga aplikasi pestisida langsung pada buah akan
kurang efektif. Segala sesuatu ada kekuatan, ada pula kelemahannya, sehingga
satu-satunya jalan untuk mengendalikan hama PBK ini adalah mengetahui dan
memahami siklus hidup serta kebiasaannya. Dengan mengetahui siklus hidupnya,
maka setidaknya kita bisa mengetahui pada fase mana hama tersebut membahayakan.
Sehingga kita bisa merancang cara pengendaliannya.
Siklus Hidup
Sekurangnya dibutuhkan waktu 35 – 45 hari oleh
hama PBK untuk berkembang dari telur menjadi imago (serangga dewasa), sehingga
wajar dalam waktu yang cukup singkat perkembangan hama PBK ini sangat cepat.
Siklus hidup serangga PBK ini sama seperti umumnya serangga lain yaitu : telur,
larva, pupa dan imago.
Siklus Hidup Imago Conopomorpha Cramerella Snellen
|
Telur
Pada
fase telur, PBK akan bertelur dengan warna merah jingga. Telur-telur tersebut
akan diletakkan induk betinanya pada kulit buah. Bentuk telur itu sendiri sulit
diidentifikasi saking kecilnya dan sukar dilihat dengan mata telanjang.
Telurnya berukuran panjang 0.8 mm dan lebar 0.5 mm. Serangga dewasa dapat
bertelur antara 50 – 100 butir pada setiap buah kakao. Telur-telur tersebut
akan menetas antara 3 – 7 hari setelah diletakkan.
Larva
Setelah
telur menetas, akan keluar larva. Larva tersebut akan bergerak dan mulai
membuat lubang ke dalam kulit selanjutnya masuk ke dalam buah kakao. Lubang
gerekan berada tepat di bawah tempat meletakkan telur. Selanjutnya akan
menggerek daging buah, diantara biji dan plasenta. Panjang larva sekitar 1,2 cm
dan berwarna ungu muda hingga putih, lama hidup dalam buah kakao antara 14 – 18
hari, kemudian telur berubah menjadi kepompong. Biasanya larva berkepompong
pada daun atau alur buah, pada fase ini larva membuat lubang keluar dengan
benang-benang sutra yang keluar dari mulutnya. Melalui benang itulah, ia turun
ke tanah dan menggulung menjadi kepompong. Oleh sebab itu kepompong seringkali
di temukan pada daun atau kantong plastik yang ada di sekitar pohon.
Pupa
Setelah
enam hari menjadi kepompong, akan keluar pupa berwarna abu-abu gelap dengan
panjang 8 mm. Ketika setengah badan pupa keluar dari kepompong, ia melepaskan
kulitnya lalu muncul sebagai imago.
Imago
Imago
(serangga dewasa) dari hama PBK ini panjangnya 7 mm dan lebar 2 mm, memiliki
sayap depan berwarna hitam bergaris putih, pada setiap ujungnya terdapat bintik
kuning dan sayap belakang berwarna hitam, memiliki antena yang panjang serta
runcing. Serangga ini aktif pada malam hari pukul 18 : 00 – 20 : 30. Pada siang
hari biasanya berlindung di tempat lembab dan tidak terkena sinar matahari.
Daya terbangnya pun tidak terlalu tinggi namun mudah terbawa oleh angin.
Serangga dewasa ini sendiri hanya berumur 5 – 7 hari, jadi setelah bertelur dia
akan mati.
Metode Pengendalian
Ada
beberapa pengendalian yang bisa dilakukan untuk mencegah penyebaran dan
serangan hama tersebut yaitu :
Karantina
Metode
karantina dilakukan dengan mencegah masuknya hama dari negara lain seperti
Philipina dan Malaysia atau dari satu daerah ke daerah lain dengan cara
menghindari masuknya buah yang terjangkit serta bahan maupun alat yang
mengandung hama PBK.
Frekuensi Panen
Kakao
yang panennya terlalu sering sangat beresiko terserang hama PBK . Kulit buah
yang telah dipanen di kumpulkan dan dibenamkan ke dalam tanah sehingga mampu
menekan populasi serta perkembangbiakan PBK karena banyak larva yang juga ikut
terbenam bersama kulit buah.
Pemangkasan
Pemangkasan
kakao dapat dilakukan sebagai salah satu pengendalian hama, karena selain untuk
mengatur tajuk tanaman dan meningkatkan produksi, dengan memangkas tajuk
tanaman, otomatis kanopi nya tidak terlalu rindang. Kondisi kanopi yang rindang
sangat kondusif bagi pertumbuhan hama PBK. Salah satu kelemahan hama PBK adalah
tidak menyukai sinar matahari langsung, sehingga bila dilakukan pemangkasan
yang sering dan teratur akan dapat menekan populasi karena pendistribusian sinar
matahari pada bagian tanaman maupun areal kebun menjadi merata
Pemupukan
Bertolak
dari pemikiran bahwa ketersediaan unsur hara berkaitan erat dengan pertumbuhan
dan produktivitas yang optimal, maka pengendalian hama bisa dilakukan dengan
cara memberikan pupuk yang cukup. Maksudnya adalah bahwa terpenuhi unsur hara
yang dibutuhkan tanaman akan memperlancar proses metabolisme tanaman. Lancarnya
poses tersebut akan mempercepat masaknya buah, sehingga akan mengurangi tingkat
kerusakan buah dan memungkinkan frekuensi panen lebih sering. Disamping itu
pertumbuhan tanaman yang optimal akan mempengaruhi daya tahan tanaman terhadap
serangan hama PBK meskipun pengaruhnya tidak begitu besar.
Sanitasi
Sanitasi
berarti member-sihkan areal kebun dari daun-daun kering, tanamn tidak sehat,
ranting kering, kulit buah maupun gulma yang berada di sekitar tanaman. Keadaan
ini akan menciptakan suatu kondisi yang tidak sesuai dengan lingkungan untuk
perkembangbiakan hama PBK
Sistem rampasan
Sistem
rampasan berarti buah yang menggantung di pohon semua dirampas. Setiap tahun
sekali dapat dilakukan rampasan terhadap semua buah. Dengan cara demikian, PBK
itu hanya terbang di sekitar tanaman tanpa bisa menemukan tempat untuk
meletakkan telur. Akhirnya PBK itu akan mati tanpa bisa meninggalkan keturunan.
Adapun saat yang tepat untuk melakukan perampasan adalah setelah panen raya.
Kondomisasi
Kondomisasi berarti memberikan selubung perlindungan terhadap buah kakao. Selubungnya dapat menggunakan kantong plastik yang ujung bagian atasnya diikatkan pada tangkai buah, sedangkan ujung buah tetap terbuka. Dengan penyelubungan buah tersebut, hama tidak bisa meletakkan telurnya pada kulit buah sehingga buah akan terhindar dari geretan larva. |
Musuh Alami
Musuh alami yang digunakan dalam pengendalian
PBK adalah Jamur Beauveria bassiana. Karena, Jamur Beauveria bassiana
menginfeksi serangga inang terutama cara langsung menembus kutikula. Sora
yang jatuh pada permukaan kutikula berkecambah dan untuk menembus lapisan
kutikula digunakan tabung penetrasi yang dibentuk pada ujung tabung
kecambah. Setelah mencapai saluran pembuluh darah, jamur tumbuh dengan
pesat sehingga nutrisi di dalam tubuh terkuras, darah menjadi kental dan
akhirnya mati.